Bismillahirrahmanirrahim
Dulu, saya pernah terfikir.. bahawa potensi yang saya ada adalah melalui penulisan, kerana saya memang tak pandai berkata-kata. Namun, setelah lama tidak menulis, saya rasa, "oh, saya memang tidak pandai menulis, ayat terabur, tatabahasa entah ke mana, bahasa yang digunakan pun terlalu 'fake' dan tak menyentuh hati."
Tapi, disebabkan itulah saya cuba menulis semula. Walaupun entah ke berapa kali dah saya terfikir untuk delete sahaja blog ini, disebabkan ketidak-best-annya yang amat.
Tapi, dalam masa yang sama, saya mahu menyumbangkan sesuatu kepada ummah ini! Kalau boleh, saya mahu all-out dalam setiap perkara. (zass! kena lempang sendiri- cakap tak serupa bikin!!!)
Maka inshaAllah, saya akan terus menulis, untuk melatih dan menggilap segala potensi yang ada untuk ummah. Abaikan sahaja bisikan-bisikan syaitan yang berbisik melemahkan semangat.
"Kau ni tak pandai cakap, baik jangan jadi penyampai.. nanti habis semua orang tak dapat apa-apa dari apa yang kau sampaikan" T__T
"Kau tulis apa ni? langsung tak memberi manfaat kepada manusia..dah lah tak best, baik tak yah tulis"
:) sungguh, bisikanmu sangat halus wahai makhluk yang sangat-sangat cemburu dengan kami.
Semoga kita dipilih untuk ikhlas dalam setiap amal yang cuba kita lakukan keranaNya, inshaAllah.
Berkata-katalah kerana Allah
Menulislah kerana Allah
Belajarlah kerana Allah
Makan & minumlah kerana Allah
Tidurlah kerana Allah
Pendek kata, Hiduplah kerana Allah!
Tepatilah janji dan ikrar yang kita lafazkan saban hari dan saban waktu
"Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah kerana Allah"
1 comments
Of Ukhuwwah... apa kata hatimu?
Bismillahirrahmanirrahim
Membaca kisahmu, wahai sahabat rasulullah, membuat hatiku bergumam lirih...
Alangkah, alangkah hebatnya imanmu duhai sahabat rasulullah,
Sehinggakan ukhuwwahmu menjadi sebegini hebat!
Ya rabb,
izinkan daku,
belajar dari mereka...
Mengamalkan setiap satu saranan yang Kau ajarkan kepada kami
Demi meraihmu cintamu yang hakiki
ameen~
Pernah ada masa-masa
pernah ada masa-masa dalam cinta kita
kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu
kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu
pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai
di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api
kubaca cendikiawan dinasti ming, feng meng long
menuliskan sebaitnya dalam ‘yushi mingyan’;
“bungapun layu jika berlebih diberi rawatan
willow tumbuh subur meski diabaikan”
menuliskan sebaitnya dalam ‘yushi mingyan’;
“bungapun layu jika berlebih diberi rawatan
willow tumbuh subur meski diabaikan”
maka kitapun menjaga jarak dan mengikuti nasihat ‘ali
“berkunjunglah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi”
“berkunjunglah hanya sekali-sekali, dengan itu cinta bersemi”
padahal saat itu, kau sedang dalam kesulitan
seperti katamu, kau sedang perlu bimbingan
maka seolah aku telah membiarkan
orang bisu yang merasakan kepahitan
menderita sendiri, getir dalam sunyi
-ataukah memang sejak dulu begitulah aku?-
seperti katamu, kau sedang perlu bimbingan
maka seolah aku telah membiarkan
orang bisu yang merasakan kepahitan
menderita sendiri, getir dalam sunyi
-ataukah memang sejak dulu begitulah aku?-
dan sekarang aku merasa bersalah lagi
seolah hadirku kini cuma untuk menegur
hanya mengajukan keberatan, bahkan menyalahkan
bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan
-kurasa uluran tanganku yang dulupun membuat kita
hanya berputar-putar di kubangan yang kau gali itu-
seolah hadirku kini cuma untuk menegur
hanya mengajukan keberatan, bahkan menyalahkan
bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan
-kurasa uluran tanganku yang dulupun membuat kita
hanya berputar-putar di kubangan yang kau gali itu-
kini aku hanya menangis rindu membaca kisah ini;
satu hari abu bakr, lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya
terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya
“sahabat kalian ini”, kata Sang Nabi pada majelisnya, “sedang kesal
maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya..”
satu hari abu bakr, lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya
terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya
“sahabat kalian ini”, kata Sang Nabi pada majelisnya, “sedang kesal
maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya..”
“antara aku dan putera al khaththab”, lirih abu bakr
dia genggam tangan nabi, dia tatap mata beliau dalam-dalam
“ada kesalahfahaman. lalu dia marah dan menutup pintu rumah.
kuketuk pintunya, kuucapkan salam berulangkali untuk memohon maafnya,
tapi dia tak membukanya, tak menjawabku, dan tak juga memaafkan.”
dia genggam tangan nabi, dia tatap mata beliau dalam-dalam
“ada kesalahfahaman. lalu dia marah dan menutup pintu rumah.
kuketuk pintunya, kuucapkan salam berulangkali untuk memohon maafnya,
tapi dia tak membukanya, tak menjawabku, dan tak juga memaafkan.”
tepat ketika abu bakr selesai berkisah, ‘umar datang dengan resah
“sungguh aku diutus pada kalian”, Sang Nabi bersabda
“lalu kalian berkata ‘engkau dusta!’, wajah beliau memerah
“hanya abu bakr seorang yang langsung mengiya, ‘engkau benar!’
lalu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya.
masihkah kalian tidak takut pada Allah untuk menyakiti sahabatku?”
“sungguh aku diutus pada kalian”, Sang Nabi bersabda
“lalu kalian berkata ‘engkau dusta!’, wajah beliau memerah
“hanya abu bakr seorang yang langsung mengiya, ‘engkau benar!’
lalu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya.
masihkah kalian tidak takut pada Allah untuk menyakiti sahabatku?”
‘umar berlinang, beristighfar dan berjalan simpuh mendekat
tapi tangis abu bakr lebih keras, air matanya bagai kaca jendela lepas
katanya, “tidak ya Rasulallah.. tidak.. ini bukan salahnya..
demi Allah akulah memang yang keterlaluan..”
lalu diapun memeluk ‘umar, menenangkan bahu yang terguncang
tapi tangis abu bakr lebih keras, air matanya bagai kaca jendela lepas
katanya, “tidak ya Rasulallah.. tidak.. ini bukan salahnya..
demi Allah akulah memang yang keterlaluan..”
lalu diapun memeluk ‘umar, menenangkan bahu yang terguncang
ya Allah jika kelak mereka berpelukan lagi di sisiMu
mohon sisakan bagian rengkuhannya untuk kami
pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini..
mohon sisakan bagian rengkuhannya untuk kami
pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini..
salim a. fillah –www.fillah.co.cc-
Our Main Strength
Bismillahirrahmanirrahim
Sesungguhnya, kekuatan untuk seorang mu'min itu, pertama-tama sekali adalah hubungannya yang kuat dengan al-khaliq. Kemudian, ia diikuti pula dengan ukhuwwah. Iman & ukhuwwah, tak pernah dapat dipisahkan. Sekiranya tiada iman, maka mana mungkin wujud ukhuwwah. Begitu juga sebaliknya, kalau ada iman, maka sewajarnya ukhuwwah itu juga ada. Tidak boleh tidak. Ia pasti ada sekiranya kita mengaku beriman. Lalu, mengapa seringkali terasa macam ada masalah ukhuwwah ?
:)
itu tandanya, Allah sedang menguji kita. Menguji iman kita, menguji keikhlasan kita, sejauhmana kita dapat mempraktikkan teori-teori ukhuwwah yang telah kita pelajari.
Tabahlah! Dan kerana Tuhanmu, bersabarlah!! Sabar itu kan bekal seorang daie juga.
:)
Wahai ibadurrahman, selamat memperbaharui niat ya! Jangan biarkan musuhmu yang utama itu menang hanya kerana perselisihan faham yang terlalu kecil dan remeh. yoshh!!
Seindah sedamai pantai melambai gemalai
Begitulah hati merindu kasih yang padu
Bagaikan pepasir basah disimbah lautan
Begitulah perjuangan ini
biar basah dengan iman dan ukhwah
Kita ingin segalanya indah
Sebersih pasir pantai memutih
Seindah dan secerah pawana
Berseri ukhwah dipupuk kasih
Kita ingin segala terlerai
Dengki dan dendam kesumat musnah
Biar keikhlasan berbicara
Di dada hati luas saujana 0 comments
Sesungguhnya, kekuatan untuk seorang mu'min itu, pertama-tama sekali adalah hubungannya yang kuat dengan al-khaliq. Kemudian, ia diikuti pula dengan ukhuwwah. Iman & ukhuwwah, tak pernah dapat dipisahkan. Sekiranya tiada iman, maka mana mungkin wujud ukhuwwah. Begitu juga sebaliknya, kalau ada iman, maka sewajarnya ukhuwwah itu juga ada. Tidak boleh tidak. Ia pasti ada sekiranya kita mengaku beriman. Lalu, mengapa seringkali terasa macam ada masalah ukhuwwah ?
:)
itu tandanya, Allah sedang menguji kita. Menguji iman kita, menguji keikhlasan kita, sejauhmana kita dapat mempraktikkan teori-teori ukhuwwah yang telah kita pelajari.
Tabahlah! Dan kerana Tuhanmu, bersabarlah!! Sabar itu kan bekal seorang daie juga.
:)
Wahai ibadurrahman, selamat memperbaharui niat ya! Jangan biarkan musuhmu yang utama itu menang hanya kerana perselisihan faham yang terlalu kecil dan remeh. yoshh!!
Seindah sedamai pantai melambai gemalai
Begitulah hati merindu kasih yang padu
Bagaikan pepasir basah disimbah lautan
Begitulah perjuangan ini
biar basah dengan iman dan ukhwah
Kita ingin segalanya indah
Sebersih pasir pantai memutih
Seindah dan secerah pawana
Berseri ukhwah dipupuk kasih
Kita ingin segala terlerai
Dengki dan dendam kesumat musnah
Biar keikhlasan berbicara
Di dada hati luas saujana 0 comments
Menyangka, bersangka dan tersangka
Bismillahirrahmanirrahim
Hari ini, setelah lama tidak melakukannya,
Saya menjenguk blog demi blog, sahabat-sahabat lama,
sahabat-sahabat yang tak berapa lama,
sahabat-sahabat yang hanya dikenali luarannya
juga sahabat-sahabat yang dikenali luar dalamnya.
Betapa, kadang kita tak sedar bahawa dalam diri manusia itu ada secebis kebaikan
Ataupun mungkin lebih dari itu,
Ia bukan hanya secebis, tapi mungkin segumpal
Namun kadang kerana dikelabui, mata kita tak nampak yang baik
Yang tampak hanya yang kurang baik
Lantas membentuk persepsi kita dan cara kita bertindak kepada mereka.
Oleh sebab itu,
Al-khaliq telah mengajarkan kita untuk sentiasa bersangka baik
Kerana sangka baik itu adalah tahapan pertama dalam ukhuwwah
Mana mungkin untuk kira realisasikan itsar, sekiranya husnu zon pun tak lepas?
Haishh..
Tepuk dada, tanya iman sendiri..
p/s: macam tak related kan. Tapi sebenarnya nak cakap, waktu membaca blog-blog orang tu, rasa.. "eh, baiknya dia ni.. nampak kat luar tak macam ni pun??" huhu~ again, husnu zon please. Ukhuwwah teras kegemilangan... kan? 0 comments
Hari ini, setelah lama tidak melakukannya,
Saya menjenguk blog demi blog, sahabat-sahabat lama,
sahabat-sahabat yang tak berapa lama,
sahabat-sahabat yang hanya dikenali luarannya
juga sahabat-sahabat yang dikenali luar dalamnya.
Betapa, kadang kita tak sedar bahawa dalam diri manusia itu ada secebis kebaikan
Ataupun mungkin lebih dari itu,
Ia bukan hanya secebis, tapi mungkin segumpal
Namun kadang kerana dikelabui, mata kita tak nampak yang baik
Yang tampak hanya yang kurang baik
Lantas membentuk persepsi kita dan cara kita bertindak kepada mereka.
Oleh sebab itu,
Al-khaliq telah mengajarkan kita untuk sentiasa bersangka baik
Kerana sangka baik itu adalah tahapan pertama dalam ukhuwwah
Mana mungkin untuk kira realisasikan itsar, sekiranya husnu zon pun tak lepas?
Haishh..
Tepuk dada, tanya iman sendiri..
p/s: macam tak related kan. Tapi sebenarnya nak cakap, waktu membaca blog-blog orang tu, rasa.. "eh, baiknya dia ni.. nampak kat luar tak macam ni pun??" huhu~ again, husnu zon please. Ukhuwwah teras kegemilangan... kan? 0 comments
Karib
Bismillahirrahmanirrahim
Dalam perjalanan yang panjang ini
Adakalanya kita terjatuh,
Ter'mengeluh',
Ter'marah'
Ter'futur'
Terhenti sejenak,
Apatah lagi bila memikirkan... "Sejauh mana anda tarbiyah?"
Sepanjang 5 tahun (contohnya) anda ditarbiyah, apakah perbezaan yang telah berlaku dalam diri anda?
Sedangkan tarbiyah itu kan proses..
Proses perubahan,
Maka, haruslah ada perubahan, lebih-lebih lagi sekiranya telah 5 tahun anda berada dalam tarbiyah
Bagaimana dengan kualiti solat anda?
Adakah semakin khusyuk? atau sama sahaja seperti dahulu kala sebelum tarbiyah?
Bagaimana pula dengan hafazan anda?
Adakah ada pertambahan, ataupun semakin menyusut?
Bagaimana pula dengan akhlak anda? Bagaimana cara anda berkomunikasi, berpakaian, berikhtilat, bercakap, bergurau, cara ketawa, cara belajar, cara anda mengendalikan perasaan marah, sedih, gembira, kecewa dan seumpamanya?
Adakah ada sebarang perubahan????
Ada ke??????
Ataupun anda adalah sepertimana kata-kata "BSURSICUB4= Be as you are as I see you before"?
Entah...
Jawapan itu berada dalam diri anda sendiri
Pada sahabat yang terdekat dengan diri anda sendiri
Sahabat hati nurani, yang seringkali menegur dalam diam
Yang seringkali 'menampar-nampar' diri saat tersedar
Jangan, jangan biarkan sahabat itu tersisih!!!
Jangan sesekali merasa cukup dengan dirimu yang dikatakan baik itu!!!
Kerana satu masa nanti, sekiranya kau selalu tidak mengendahkannya,
Maka dia pergi
Dan saat itu, bertambah sukarlah untuk dirimu mendapat teguran yang tulus ikhlas
Yang menyuluh terang dalam kegelapan.
Kenalilah diri anda sendiri
Duduk sejenak,
muhasabah dan koreksi diri anda sebelum anda memperbetulkan insan lain
Aslih nafsaka, wadh'u ghairaka
Jalan menujuNya sentiasa terbuka luas
Pantaslah, cepat-cepat kejar!
Kerana masa yang diperuntukkan kepadamu semakin suntuk!
Ingatlah,
Sesungguhnya...
Allah sukakan hambaNya yang bertaubat...
Semoga semakin dekat kepadaNya, kerana tiada nikmat yang lebih indah daripada saat bertemu denganNya. 0 comments
Dalam perjalanan yang panjang ini
Adakalanya kita terjatuh,
Ter'mengeluh',
Ter'marah'
Ter'futur'
Terhenti sejenak,
Apatah lagi bila memikirkan... "Sejauh mana anda tarbiyah?"
Sepanjang 5 tahun (contohnya) anda ditarbiyah, apakah perbezaan yang telah berlaku dalam diri anda?
Sedangkan tarbiyah itu kan proses..
Proses perubahan,
Maka, haruslah ada perubahan, lebih-lebih lagi sekiranya telah 5 tahun anda berada dalam tarbiyah
Bagaimana dengan kualiti solat anda?
Adakah semakin khusyuk? atau sama sahaja seperti dahulu kala sebelum tarbiyah?
Bagaimana pula dengan hafazan anda?
Adakah ada pertambahan, ataupun semakin menyusut?
Bagaimana pula dengan akhlak anda? Bagaimana cara anda berkomunikasi, berpakaian, berikhtilat, bercakap, bergurau, cara ketawa, cara belajar, cara anda mengendalikan perasaan marah, sedih, gembira, kecewa dan seumpamanya?
Adakah ada sebarang perubahan????
Ada ke??????
Ataupun anda adalah sepertimana kata-kata "BSURSICUB4= Be as you are as I see you before"?
Entah...
Jawapan itu berada dalam diri anda sendiri
Pada sahabat yang terdekat dengan diri anda sendiri
Sahabat hati nurani, yang seringkali menegur dalam diam
Yang seringkali 'menampar-nampar' diri saat tersedar
Jangan, jangan biarkan sahabat itu tersisih!!!
Jangan sesekali merasa cukup dengan dirimu yang dikatakan baik itu!!!
Kerana satu masa nanti, sekiranya kau selalu tidak mengendahkannya,
Maka dia pergi
Dan saat itu, bertambah sukarlah untuk dirimu mendapat teguran yang tulus ikhlas
Yang menyuluh terang dalam kegelapan.
Kenalilah diri anda sendiri
Duduk sejenak,
muhasabah dan koreksi diri anda sebelum anda memperbetulkan insan lain
Aslih nafsaka, wadh'u ghairaka
Jalan menujuNya sentiasa terbuka luas
Pantaslah, cepat-cepat kejar!
Kerana masa yang diperuntukkan kepadamu semakin suntuk!
Ingatlah,
Sesungguhnya...
Allah sukakan hambaNya yang bertaubat...
Semoga semakin dekat kepadaNya, kerana tiada nikmat yang lebih indah daripada saat bertemu denganNya. 0 comments
Subscribe to:
Posts (Atom)
